Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Seni Tari : Jenis Tari Menurut Fungsinya

Tari Menurut Fungsinya. 

Terdapat beberapa jenis tari yang diklasifikasikan sesuai atau menurut fungsi tari tersebut, janis-janis tari tersebut secara umum dibagi menjadi dua bagian besar berdasarkan fungsinya, yaitu Tari - Tarian Sakral, dan Tari - Tarian Profan.

1. Tarian Sakral.

Tarian sakral adalah tarian yang masih dianggap suci/keramat dan dianggap erat hubungannya dengan suatu kepercayaan animisme, tetomisme dan juga erat pula hubungannya dengan prosesi penyembahan atau prosesi keagamaan.

Yang termasuk dalam tari-tarian sakral adalah tari-tarian yang digunakan dalam suatu upacara keagamaan serta upacara adat dan hingga saat ini, di Indonesia tarian tersebut masih terpelihara terutama pada wilayah pedalaman yang masyarakatnya masih relatif sederhana dan juga pada keraton-keraton yang masih terawat dan terpelihara adat istiadat keratonnya.

Tarian yang termasuk kedalam Upacara Agama, yaitu tarian yang dipergunakan dalam peristiwa - peristiwa yang memiliki hubungan dengan upacara keagamaan, atau tarian yang dipergunakan pada pelaksanaan upacara keagamaan. Tari - tarian ini hingga saat ini masih terdapat dan juga masih terpelihara di beberapa wilayah di Indonesia seperti Kota Bali yang mayoritas penduduknya beragama Hindu Dharma.

Pada Agama ini, tarian- tarian mempunyai peranan penting yaitu dalam upacara keagamaan/penyembahan kepada Dewa - dewa di yang ada di pura (pure) dan tarian tersebut di jadikan sebagai alat media untuk berkominkasi. Kelmpok tarian yagn digunakan dalam proses penyembahan di pura tersebut disebut juga dengan tarian - tarian pura, seperti yang dikemukakan oleh Soedarsono dalam bukunya yang berjudul " Djawa dan Bali Dua pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional di Indonesia" (hal. 134-135) sebagai berikut :

Tarian - tarian pura merupakan tarian-tarian persesajian. Tari ini merupakan tarian religius yang memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan upacara keagamaan Hindu Dharma. Tarian - tarian pura hanya diselenggarakan khusus untuk upacara keagamaan yang diadakan pada saat tertentu, Adapun yang termasuk tarian-tarian Pura ini, yaitu :

  • Tari Pendet;
  • Tari Gabot;
  • Tari Rejang;
  • Tari Oleg;
  • Tari Mabuang;
  • Tari Keris; dan
  • Tari Posraman.

Tarian - tarian Pura ini jika dilihat dari gerak tarinya, ada yang sederhana dan ada pula yang sudah memiliki banyak perbendaharaan gerak dan juga indah dengan mutu nilai seni yang sangat tinggi.

Seni Tari : Jenis Tari Menurut Fungsinya
Seni Tari : Jenis Tari Menurut Fungsinya
Yang dimaksud dengan Upacara Adat adalah upacara yang berhubungan dengan tata cara kehidupan bermasyarakat. Hal ini dapat menyangkut alamah atau kehidupan itu sendiri. Pada umumnya, upacara tersebut erat hubungannya kepercayaan animisme dan totemisme. Tarian yang termasuk pada upacara adat yaitu tarian yang dalam upcara tersebut memiliki peran yang penting dalam pelaksanaannya.

a. Upacara yang berkaitan dengan peristiwa.


- Ngaseuk.

Upacara dapat yang menyangkut tentang peristiwa alamiah yaitu adanya upacara - upacara seperti akan diadakannya kegiatan bercocok tanam, menuai padi, meminta hujan dan sebagainya. Seperti halnya di Jawa Barat, upacara -upacara semacam ini di daerah pedalaman hingga pada saat ini masih terjaga dan terpelihara. Sebagai contohnya, di masyarakat pedalaman Banten Selatan, yaitu suku Baduy masih terdapat upacara seperti ini, diantara upacara tersebut ada yang disebut dengan upacara " Ngaseuk ", yaitu upacara menanam padi agar padi tumbuh dengan subur.

Sebelum padi di tanam, dimalam harinya diadakan suatu upacara untuk merayakan Dewi Sri yang didalamnya terdapat tabuh-tabuhan dan tarian. Setelah proses Ngaseuk (menanam padi) di pagi harinya, sambil menunggu makan bersama, sambil memainkan angklung merekapun menari dengan harapan agar benih merasa tenang dan tumbuh dengan subur, dilanjudkan dengan acara pupuhunan setelah makan dengan membaca mantra di ikuti dengan alunan angklung, nyanyian dan tarian.

- Gandrung Banyiwangi.

Contoh lainnya yaitu Gandrung Banyiwangi di Jawa Timur yang terdiri dari kata "Gandrung'o" dan "o'Banyuwangi", Gandrung artinya cinta atau terpesona yang maksudnya, para petani merasa cinta dan terpesona terhadap anugerah dari Dewi Sri yang berupa hasil panen. Tarian ini berasal dari tarian adat yang disebut dengan Seblang, yang ditarikan secara magis pada waktu-waktu upacara panen.

Tari Gandrung Banyuwangi merupakan tarian yang turun-temurun yang pada perkembangannya, terdapat perubahan -perubahan. Namun demikian, tidak menghilangkan isi dan maksud upacara itu sendiri. Upacara sejenis lainnya juga terdapat diwilayah lain di Indonesia yang diantaranya :

  • Tari Gantar dari kalimantan;
  • Tari Pakarena; dan
  • Tari Manimbong dari Sulawesi.


b. Upacara adat yang menyangkut kehidupan.


Upacara adat yang menyangkut peristiwa kehidupan adalah seperti upacara kelahiran, khitanan, perkawinan, kematian dan sebagainya. Upacara-upacara yang menyangkut hal ini hingga saat ini masih terdapat dan masih dilakukan menurut tradisi masing-masing.

- Upacara Khitanan.

Di Jawa Barat bagian selatan. Terdapat upacara tradisi khitanan yang disebut dengan "Baksa" yang sering dilakukan bertepatan dengan musim panen.

- Upacara Kematian.

Seperti halnya dengan upacara khitanan, di beberapa wilayah di Indonesia juga terdapat upacara kematian yang dalam prosesinya dilakukan dengan gerakan-gerakan tari. Di Sulawesi terdapat upacara kematian yang dinaman dengan "Mapeliang", di Bali disebut dengan "Ngaben", di Sumatera tepatnya di daerah Batak "Toba". Di pulau Samosir terdapat juga upacara kematian yang dilakukan dengan manari yang apa bila suatu jenazah hendak dimakamkan, terlebih dahulu diadakan tarian Kuda Lumping.

- Tari Upacara Adat Istana.

Dalam bahasan sebelunya, diuraikan bahwa tari-tarian upacara selain dapat dan masih terpelihara di pedalaman yang masyarakatnya relatif sederhana, terdapat pula keraton - keraton yang masih kuat adat istiadat keratonnya. Tari - tarian upacara yang terdapat dalam keraton baik yang tidak dipertunjukkan hingga sekarang, dalam upacara tradisi keraton itu ada yang bertalian dengan upacara adat tahunan dan upacara adat tradisi perkawinan keluarga Sultan/Raja dan Peristiwa-peristiwa lainnya.

Soedarsono mengemukakan dalam bukunya " Djawa dan Bali Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional di Indonesia" yang menyatakan bahwa, Ada dua budaya yang dianggap sangat keramat, yaitu budaya Ketawang dari Surakarta dan juga Budaya Semang dari Yogyakarta.

Menurut tradisi Surakarta, dikatakan bahwa budaya Ketawang adalah ciptaan Sultang Agung, Raja terbesar kerajaan - kerajaan Mataram pada pertengahan abad ke XVII. Budaya Ketawang ini menggambarkan cerita Mistis hubungan suci antara Sultan Agung dengan Ratu Roro Kidul (tokoh My the Djawa) yang menguasai laut selatan dan Samudera Indonesia.

Raja terbesar dari kerajaan Mataram ini pernah melakuan hubungan sakral dengan Ratu Roro Kidul. Budaya Ketawang ciptaan Sultan Agung ini kemudian menjadi warisan istana Surakarta hingga saat ini dan merupakan tarian yang keramat yang dilakukan pada upcara tertentu saja, misalnya pada setiap penobatan Raja baru dan padahari ulang tahun Raja.

2. Tari - Tarian Profan.

Yang dimaksud dengan tarian profan yaitu tarian yang berhubungan langsung dengan masyarakat seperti tarian pergaulan atau kesenangan dan juga tarian pertunjukan.

Seni Tari : Jenis Tari Menurut Fungsinya
Seni Tari : Jenis Tari Menurut Fungsinya

a. Tarian Pergaulan / Kesenangan

Contoh dari tarian ini yaitu :

  • Tari Tayuban,
  • Tari Ketuk Tilu,
  • Tari Joget (Gandrung),
  • Tari Joget (Oleg),
  • Tari Joget (Bumbung),
  • Tari Ledek,
  • dan lainnya.


b. Tari - tarian pertunjukan atau tontonan.

Contoh dari tarian ini seperti :

  • Tari Massal;
  • Tari Berpasangan;
  • Tari Lepas;
  • Drama Tari berdialog; dan
  • Drama Tari tanpa dialog;

Untuk penjelasan tentang tarian-tarian profan diatas akan kita bahas pada artikel selanjudnya dan semoga dapat bermanfaat. Demikian penjelasan singkat tentang Jenis Tari Menurut Fungsinya tersebut diatas, semoga bermanfaat dan terimakasih.