Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Musik, Jenis, Fungsi dan Nilai Estetika Musik

Pengertian, Jenis, Fungsi dan Nilai Estetika Musik

Salam sahabat pendidikan dimanapun berada, berikut ini kita mencoba membahas tentang defenisi atau pengertian dari musik, nilai estetika pada musik, jenis-jenis musik dan juga fungsi daripada musik tersebut. Untuk jelasnya mari kita simak ulasan berikut ini.

1. Pengertian Musik

Musik sebagai salah satu cabang seni, tentunya tidak akan dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sebab musik terdapat dalam setiap kelompok masyarakat di seluruh dunia baik itu dunia barat ataupun timur yang telah menjadi kebutuhan ekspresif manusia, yaitu sebagai kebutuhan yang erat kaitannya dengan kemampuan manusia untuk mengekspresikan perasaan, atau gagasannya tentang kehidupan.

Pengertian Musik, Jenis, Fungsi dan Nilai Estetika Musik
Pengertian, Jenis, Fungsi dan Nilai Estetika Musik
Setiap harinya, kita sering mendengarkan musik baik itu disekolah atau di mall atau pula di rumah dan lainnya, lalu apaah defenisi dari musik itu sendiri. Hingga saat ini ada beberapa defenisi musik yang diketahui masyarakat secara umum yang diantaranya adalah sebagai berikut :

  • musik adalah bunyi atau bunyi-bunyian yang disenangi atau disukai manusia,
  • musik adalah bunyi yang enak untuk didengarkan (Scafer, 1995), dan
  • musik adalah bunyi - bunyian yang terdiri dari ritmik dan melodi yang teratur.
- Kita tentu benyak mengenal jenis musik yang ada di nusantara seperti musik jaz, pop, dangdut, keroncong dan lainnya. Dari defenisi yang pertama diatas, jika kita adalah pencinta musik jazz maka tentunya musik lainnya belum tentu kita sukai dan bisa jadi kita beranggapan bahwa musik lain selain dari musik jazz itu bukanlah musik (ini untuk defenisi pertama).

- Untuk defenisi kedua " musik adalah bunyi yang enak untuk didengarkan " bagaimana dengan pernyataan ini, apakah kalian sepakat dengan ini? sebagai perbandingan, jika makan makanan yang pedas yang menjadi "selera" kita, maka tentunya makan itu akan enak bagi kita, tapi apakah yang enak bagi kita itu juga enak bagi orang lain? apalagi jika ia tidak terbiasa dengan rasa pedas, maka begitu pula dengan musik yang enak didengar bagi jenis musik tertentu untuk orang yang menyukainya.

Muncul satu pertanyaan, jika kamu menyukai musik pop dan memandangnya sebagai musik yang enak untuk didengar, dan musik keroncong adalah musik yang tidak enak untuk didengarkan, apakah musik keroncong t ersebut bukan musik?

- Untuk defenisi ketiga " musik adalah bunyi-bunyian yang terdiri dari ritmik dan melodi yang teratur" Apakah kamu setuju dengan pernytaan tersebut? pertanyaan yang muncul kemudian, bagaimana dengan musik yang dimainkan oleh masyarakat Afrika atau Irian (papua) yang sering menggunakan instrumen tidak bernada menggunakan alat musik seperti gendang, atau drum, tepukan tangan, dan hentakan kaki yang hanya menghasilkan ritmis namun tanpa melodi.

Terdapat pula pandangan lain yang berpandangan bahwa musik merupakan bahasa yang universal. pakah kalian sepakat dengan pernyataan tersebut? sebagai contoh, misalkan kita berkunjung ke suatu tempat atau kesuatu kelompok masyarakat yang berbeda dengan daerah asalmu, apakah masyarakat tersebut menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi? apakah komunikasi tersebut dapat kamu mengerti? dan jika kamu tidak faham dengan apa yang mereka komunikasi kasikan maka apakah benar bahwa musik merukana suatu bahasa yang universal?

Pada hakikatnya, musik sangatlah beragam seperti diketahui adanya musik tradisional, dan musik modern. Musik Tradisional adalah musik yang hidup dan berkembang secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Musik adalah salah satu cabang kesenian yang mempergunakan bunyi, suara dan nada sebagai bahan bakunya (substansi dasar).

Hampir diseluruh wilayah Indonesia memiliki seni musik tradisional yang memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing yang dapat dilihat dari teknik bermainnya atau cara memainkannya, bentuk penyajiannya, fungsi ataupun organologi bentuk  alat musiknya.

Musik tradisional ini menggunakan bahasa, gaya dan tradisi khas daerah setempat yang patut untuk dilestarikan dan ditumbuhkembangkan serta dipertahankan nilai estetikanya demi menambah perbendaharaan seni yang ada di dalam masyarakat Indonesia.

2. Nilai Estetika Musik

a. Simbol Musik.

Indonesia memiliki beragam kelompok masyarakat yang tentunya juga berdampak pada kebragaman hasil kebudayaan dan salah satunya adalah musik. Musik seperti halnya dengan cabang seni lainnya yang sarat akan simbol-simbol tertentu dan berhubungan erat dengan makna tertentu pula dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. 

Simbol tersebut nampak pada karakter bunyi yang dihasilkan dari instrumen musikal, termasuk juga pada elemen-elemen didalamnya, misalnya tinggi rendahnya nada, ritme, tempo dan dinamika musiknya. Simbol musik juga dapat dilihat dari aspek nonmusikalnya, misalnya instrumen musik berdasarkan pada bentuk, bahan pembuatan instrumen, warna atau ornamen yang tampak pada instrumen musik tersebut.

Contoh simbol yang ditinjau dari bahan dasar instrumennya adalah instrumen tradisional masyarakat sunda, seperti suling sunda dengan lubang enam atau lubang empat. Selain dari suling, instrumen musik tradisional sunda yang terbuat dari bambu adalah Angklung. 

Instrumen dari bambu tidak hanya ditemukan di Indonesia, tetapi digunakan pula pada banyak negara lain, seperti Filipina (marimba, angklung,tumpong), Thailand (khene), Vietnam (Dan Bau) , Arab (nay atau serunai Arab), Jepang (Shakuhachi), China (Dizi).

Banyak terdapat instrumen dari bambu yang dipandang dapat menghasilkan bunyi yang indah oleh masyarakat pendukungnya. Misalnya masyarakat Sunda, penilaian indah terhadap bunyi yang dihasilkan oleh bunyi Angklung tersebut tidak dapat lepas dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat Sunda yang dekat dengan lingkungan alam dan memandang lingkungan alam sebagai suatu yang indah dan harus di hormati, diakrabi, dijaga, dipelihara dan dirawat yang dapat dilihat dari tidnakan mereka untuk menjadikan bahan - bahan dari lingkungan sekitarnya seperti bambu yang dijadikan kebutuhan untuk mengekspresikan nilai dari suatu keindahan. Dilihat dari aspek musikalnya, bunyi yang dihasilkan dari instrumen bambu dipandang dapat lebih mengekspresikan gagasan untuk berinteraksi dalam masyarakat.

b. Nilai Estetika.

Setiap benda alam yagn tercipta, dan disentuh kemudian dibetuk atau dimodifikasi oleh manusia untuk memberinya bentuk yang baru akan bernilai seni. Oleh sebab itu setiap karya seni budaya akan memiliki nilai dan fungsi tertentu yagn sesuai dengan tujuannya yang menunjukkan maksud dan mengandung gagasan serta ide dari penciptanya.

Sedyawati (1993) menyatkan bahwa : " Nilai seni memiliki arti sebagai nilai budaya yang didapatkan khusus dalam bidang seni yang berkenaan dengan hakikat karya seni dan kahikat kesenian". Merujuk pada pendapat tersebut, kita dapat memaknai bahwa kesenian khususnya seni musik merupakan simbol dari suatu hasil aktivitas manusia didalam menjalani kehidupan, dan hasil kreativitas bermusik yang memiliki nilai estetis.

Nilai estetis yang identik dengan keindahan itu, terkandung dalam konteks seni musik tradisional, memiliki ciri garapan berdasarkan pada pola-pola yang telah baku. Seni musik tradisional juga merupakan sebuah konfigurasi gagasan dan sibolkekuatan yang melampaui batas- batas realitas hidup yagn ada, karena melalui pernyataan rasa estetis serta gagasan itulah musik dapat dijadikan sebagai ciri identitas budaya masyarakat pendukungnya yang juga dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan estetis, selain dapat dipergunakan dalam berbagia bidang seni budaya mulai dari kegiatan ritual keagamaan sampai kepada hiburan dan pertunjukan.

3. Jenis - Jenis Musik Tradisional

Dalam konteks estetis, secara umum bahasa musik dapat digolongkan menjadi tiga bentuk penyajian yaitu musik vocal, musik instrumen, dan musik campuran.

  • musik vocal adalah seni suara yang dihasilkan melalui mulut manusia,
  • musik instrumen adalah seni suara yang dihasilkan oleh suara alat-alat musik atau media bunyi-bunyian,
  • musik campuran adalah seni suara yang dihasilkan dari paduan seni suara vocal dan bunyi instrumen.

a. Musik Vocal

Contoh musik vocal yaitu Karawitan yang merupakan seni suara, atau vocal daerah yagn diungkapkan melalui suara mulut manusia yang bersentuhan dengan nada, bunyi atau instrumen pendukungnya. Fungsi sekar secara khusus adalah memformulasikan dan mengungkapkan ungkapan perasaan melalui kata dan senandung dengan media seni suara manusia sebagai penghantarnya.

b. Musik Instrumen

Contoh musik Instrumen yaitu Karawitan Gending yakni senu suara yang diungkapkan melalui alat-alat musik daerah, atau alat bunyi-bunyian. Gending adalah susunan nada -nada yang mempunyai bentuk yang teratur menurut konpensi tradisi. "Machyar Angga Kusumadinata" menyatakan bahwa " gending ialah aneka suara yang didukung oleh suara-suara tetabuhan".

Pengertian tetabuhan tidak terbatas pada alat-alat gamelan saja, akan tetapi alat -alat non gamelang pun terdapat didalamnya, seperti kecapi/siter sebagai musik petik, calung, angklung, alat perkusi, alat musik tiup, dan alat musik gesek seperti biola.

Musik instrumen dalam istilah karawitan disebut gending dapat diklasifikasikan berdasarkan cara produksi  suara dan sumber bahan yang berbunyi yaitu :

  • chardophone, yaitu kelompok alat musik yang sumber bunyinya dari dawai (senar)
  • idiophone, yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari badan alat musik itu sendiri seperti pada alat musik yang terbuat dari perunggu, besi atau kayu,
  • membranphone, yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari kulit atau paber glas,
  • aerophone, yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari udara, dan
  • electrophone, yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari aliran listrik-elektronik.

c. Musik Campuran

Contoh musik campuran, yaitu Karawitan Sekar Gending adalah bentuk penyajian seni suara daerah yang dipadukan dengan sekar dan gending. Sekar gending memiliki arti bentuk sajian suara dalam bentuk nyanian yang diiringi instrumen.

Kedua jenis suara ini memiliki tugas yang sama, saling mengisi dan mempunyai keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Ketiga bentuk karawitan tersebut masing-masing mempunyai cabang-cabang yang berbeda satu dengan lainya yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan  dalam masyarakat yang memberikan warna dan citra tersendiri pada masing-masing bentuk dari musik tradisional tersebut.

4. Fungsi Alat dan Musik Tradisional.

Musik dan alat musik memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan masyarakat. Musik seringkali digunakan manusia dalam acara hiburan atau bahkan ritual keagamaan. Dilihat dari sisi musik sebagai hiburan, musik berfungsi untuk menghibur atau menyenangkan pendengarnya, sedangkan fungsi musik sebagai ritual keagamaan sangat berkaitan dengan nilai-nilai keperayaan atau agama yang diyakini oleh anggota masyarakat yang memiliki musik itu.

Demikian penjelasan tentang musik tersebut diatas, semoga dapat memberi manfaat dan terimakasih atas waktunya. Terimakasih.