Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

11 Tokoh Musik Daerah Terkenal di Indonesia

Tokoh Musik Daerah Terkenal di Indonesia.

Musik daerah adalah suatu musik yang tercipta dari budaya di daerah dimana dia di ciptakan. Semua itu tentunya tidak lepas dari seorang sosok di balik terciptanya musik tersebut maka dari itu, untuk sobat seniman, pekerja seni dan para penikmat seni sekalian dimanapun berada, pada kesempatan ini kita akan mecoba mengulas tentang beberapa tokoh musik daerah terkenal di Indonesia sesuai dengan tema atau judul di atas. Untuk lebih singkatnya mari kita sama memnimak ulasan berikut.

Tokoh musik daerah terkenal di Indonesia terdiri dari beberapa orang yang di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Tokoh Musik Daerah - Koko Koswara (Mang Koko).

Koko Koswara atau akrab dipanggil Mang Koko ini adalah seorang seniman karawitan sunda yang lahir di Indihiang, Tasikmalaya pada tahun 1915 dan berasal dari keluarga yang taat agama. Takim dan Adzan subuh yang menjadi kebiasaannya ia jadikan sebagai latihan untuk vocalnya untuk mengembangkan bakat musiknya.

Tokoh Musik Daerah Terkenal di Indonesia
Tokoh Musik Daerah - Mang Koko
Dimasa itu, beliau aktif dalam grub musik keroncong dan jaz. Keterampilan dan pengetahuannya dalam bermain kecapi dan seruling diperoleh dari mendiang ayahnya. Di tangan beliau, kecapi menjadi alat musik yang sangat mengagumkan. Setelah revolusi fisik berakhir, Mang Koko akhirnya bekerja di jawatan Penerangan Bandung yang selanjudnya menjadi Direktur pada Konservatori Karawita di Bandung.

Disamping keberhasilannya mengembangkan permainan kecapi dan gamelang sunda, Beliau juga terkenal sebagia pelopor dan pembina drama swara ( semacam gending karesmen pendek ). Dalam usahanya membantu pemerintah untuk meningkatkan pendidikan musik tradisional, pada tahun 1959 Mang Koko akhirnya mendirikan Yayasan Cangkurileung.

Usahanya ini berkembang dengan baik hingga mempunyai ratusan cabang di seluruh Wilayah Jawa Barat. Disamping itu, selain membina majalah cangkurileung, mang Koko juga menyusun berbagia macam buku seperti Bincarung, Ganda Mekar, Sekar Mayang, Seni Swara, dan juga Cangkurileung.

Mengingat jasa-jasa itu, maka wajar jika Mang Koko akhirnya memperoleh anugerah seni dari Pemerintah pada tahun 1971. Karya Mang Koko, antara antara lain, " Pahlawan Bangsa dan Bandung ".

2. Tokoh Musik Daerah - K.R.T Madukusuma.

K.R.T Madukusuma adalah tokoh karawitan Jawa gaya Yogyakarta yang dilahirkan pada tanggal 27 Maret 1895 di Yogyakarta. Beberapa tahun setelah menamatkan diri dari sekolah dasar dan pesantren di Gading ( tahun 1916 ), beliau juga belajar karawitan di rumah K.R.T Jayadipura dan pedalangan di rumah M.B Prawirowikrigito. Pada tahun 1927 beliau menjadi guru tembang dan karawitan pada perkumpulan Mardiguna dan pada tahun 1935 menjadi wedana pasinden bawaswara.

Setelah itu, pada tahun 1952 akhirnya menjadi Bupati Anom dan di tahun 1968 menjadi Bupati dengan sebutan K.R.T Madukusuma. Selain dari jabatan-jabatan tersebut, beliau menjabat pula sebagai guru dan dosen di berbagai perguruan dalam bidang karawitan dan pendalangan.

Beberapa ahli musik Barat, seperti Prof. Dr. Mantle Hood pernah berguru kepadanya. disamping kegiatan tersebut, beliau juga merupakan seorang pencipta lagu. Hasil ciptaan beliau berupa cakepan dan tembang, misalnya Pujaretna, Putrakusuma, dan Sarimulat. Bapak K.R.T Madukusuma wafat pada tanggal 23 Februari 1972 dengan meninggalkan seorang istri, seorang putri, dan cucu. Mengingat jasa beliau, Pemerintah akhirnya memberikan anugerah seni kepada beliau sebagai pengembang seni karawitan Jawa Gaya Yogyakarta.

3. Tokoh Musik Daerah - K.R.T Warsodiningrat.

K.R.T Warsodiningrat adalah empu karawitan dari Keraton Surakarta yang dilahirkan pada tahun 1882. Kegiatan karawitan beliau mulai dari usia 16 tahun menjadi Jajar Nayaga dengan pangkat Pragangga. Setelah mendapatkan kenaikan pangkat hingga beberapakali, di tahun 1941 beliau diangkat menjadi Ordenas Kraton Surakarta oleh Sunan Paku Buwana X.

Kenaikan pangkat terakhir terjadi pada tahun 1972 ketika oleh Sunan Paku Buwana XII diwisuda menjadi Bupati Sepuh Nayaga dengan sebutan Kanjeng Raden Tumenggung Warsodiningrat. Dalam bidang karawitan, beliau tercatat sebagai seorang pendiri konsevatori karawitan di Surakarta (1950). Banyak gending gamelan dan suluk paweyangan yang telah diciptakannya.

Peninggalan tertulis yang berwujud enam jilid buku Serat Wreda Pradangga merupakan salah satu usahanya untuk mengembangkan seni tradisi karawitan Jawa. Sebelum sepeninggalnya pada tanggal 6 September 1975, K.R.T Warsodiningrat telah menerima enugerah seni dari Pemerintah sebagai pencipta gending karawitan dan vocal pedalangan gaya Surakarta (1972).

4. Tokoh Musik Daerah - Daeng Sutisna.

Musik angklung merupakan suatu peningglan bersejarah nenek moyang yang dahulu dimainkan dikalangan rakyat Sunda pada upacara adat. Pada tahun 1938, Daeng Sutisna, mecoba memainkan angklung dalam karyanya. Iapun mencoba membuat musik angklungnya sendiri berdasarkan saran Kakek Jaya.

Angklung dimasa lalu memiliki tanggal nada pentatonis, namun oleh Daeng Sutisna dibuatnya menjadi tangga nada Diatonis dengan tujuan agar dapat dimainkan dan digunakan oleh pemusik umum. Daeng Sutisna merupakan pelopor yang akhirnya menghidupakn kembali musik angklung yang sudha hampir sirna di telan zaman dan akhirnya, musik angklung berkembang pesat hingga menembus Eropa, Australia dan Amerika.

11 Tokoh Musik Daerah Terkenal di Indonesia
Tokoh Musik Daerah - Daeng Sutisna
Selanjudnya setelah terkenal, akhirnya banyak orang asing yang kemudian mendatangi Indonesia untuk sekedar ingin mempelajari musik angklung pada Daeng Sutisna. Di Negeri Belanda, beberapa gereja menggunakan Angklung dalam musik gereja. Seorang kepala SD di Amerika dan seorang guru di Negeri Belanda mengaku menjadi muridnya walaupun belum pernah berjumpa sekalipun.

Di Negara-Negara Nonblok, Daeng Sutisna memukau para tamu dengan pementasan musik angklungnya dengan lagu Halo-Halo Bandung, Bandung di Waktu Malam, dan Blue Danube, dan berkat Daeng Sutisna, Musik angklung berkembang dengan baik dan akhirnya dengan jasanya itu pula beliau mendapatkan gelar sebagai bapak Angklung Indonesia.

5. Tokoh Musik Daerah - I Nyoman Kaler.

I Nyoman Kaler adalah seniman Bali di bidang tabuh dan tari yang lahir pada tahun 1892 di kuta-Denpasar bali. Sebagai anak desa, masa mudanya dijalaninya dengan bertani dan beternak unggas. Setelah belajar tentang tari dan menabuh dari berbagai guru terkenal, akhirnya di tahun 1920 beliau mulai bertindak sebagai guru tari dan tabuh.

Sebagai tokoh pengembang tari, khususnya untuk Legong Kebyar. beliau juga mempunyai banyak murid penari yang cukup sangat terkenal, seperti  Ni Ktut Polok, Ni luh Cawan, dan Ni Made Darmi. Pada ahun 1952, beliau diangkat sebagai guru tetap pada konservatori Karawitan Indonesia Surakarta. Tugas ini terus dijalaninya hingga tahun 1959 dan menikmati masa pensiunnya dengan kembali ke Bali dan mengajar sebagai guru tidak tetap di Konservatori Karawitan Indonesia di Denpasar.

6. Tokoh Musik Daerah - Wayan Beratha.

Wayan Beratha adalah seniman Bali yang menggeluti bidang tabuh dan tari, khususnya sebagai guru kendang. Beliau dilahirkan pada ahun 1924 di Balaluan, Bali Selatan. Pendidikan tari dan tabuh pertamanya diperoleh dari ayahnya sehingga dalam usia 10 tahun, Wayan Beratha sudah dapat menguasai tabuhan bali klasik.

Untuk menambah pengalaman dan menambah ilmu pengetahuannya, Beliau kemudian berguru pada beberapa tokoh  lain, seperti Ida Bagus Bodha, I Nyoman Kaler, I Made Grebeg. dan rekan sebidangnya I Gde Manik dari Bali Utara. Untuk mengembangkan kemampuan yang telah dimilikinya, beliau kemudian banyak mengajar tari dan tabuh di berbagai tempat dan di tekuninya sejak 1947 dan menghasilkan karya yang kebanyakan di bidang Sendratari.

7. Tokoh Musik Daerah - I Gde Manik.

I Gde Manik adalah seniman Bali di bidang tabuh dan tari, khususnya sebagai juru kendang. Beliau lahir tahun 1912 di Jagaraga, Buleleng, Bali Utara. Di usia 10 tahun, beliau sudah menunjukkan kemampuannya di bidang seni. Empat tahun kemudian beliau telah mendapatkan kepercayaan untuk mengajar tabuh dan tari dari sekaha-sekaha gong di berbagai desa.

Beliau telah melakukan banyak gubahan, seperti tari dan tabuh taruna dan bekerja sama dengan Wayan Beratha dari Bali Selatan untuk menjembatani kedua wilayah budaya ini. I Gde Manik telah beberapa kali melawat ke luar negeri sebagai anggota misi kesenian RI.

8. Tokoh Musik Daerah - Nahum Sitomorang.

Nahum sitomorang dikenal sebagai pencipta lagu rakyat Batak. Beliau lahir di Sipirok, Tapanili tahun 1908. Pada tahun 1924, beliau ke Jakarta untuk meneruskan studinya di Kweekschool Gunung Sahari. Sebelum taman ia berpindah ke Lembang. Begitu beliau menamatkan studinya tahun 1928, ia langsung kembali ke Sibolga dan menjadi guru HIS di kota tersebut.

Puncak kegiatannya dimulai sejak pinda ke Medan dan menghasilkan beberapa karya seperti Lisoi, Toa Toba, Pulau Samosir, dan Malaka Rohangko. Sejak tahun 1961, ia telah menciptakan lagu-lagu untuk marga-marga Batak. Hingga akhirnya menjemput di tahun 1969 di Medan, Guru nahun tetap hidup membujang dan memperoleh penghargaan dari Pemerintah berupa Bintang Wijaya Kusuma pada tanggal 17 Agustus 1969.

9. Tokoh Musik Daerah - Sidik Sitompul.

Sidik Sitompul adalah pencipta lagu-lagu Batak ( Sumatera Utara ) dan lagu-lagu Indonesia. Beliau lahir 10 Desember 1904 dan dikenal dengan nama samaran sebagai S. Dis. Beliau menerima penghargaan dari Pemerintah di tahun 1971 sebagai pencipta lagu perjuangan.

Sidik Sitompul wafat tanggal 14 Oktober 1974 dengan meninggalkan berapa karya seperti  Na Sonang do Hita Nadua, O Tano Batak, dan Panggilan Ibu Pertiwi.

10. Tokoh Musik Daerah - Tilhang Gultom.

Tilhang Gultom adalah tokoh seni tradisi dari daerah Tapanili. Beliau lahir di pulau Samosir tahun 1896. Tanpa taman sekolah dasar, beliau memulai kehidupan seninya dengan bermain kecapi dari rumah ke rumah kemudian membentuk kelompok uning-uningan yang dikenal masyarakat Batak.

Tahun 1932, beliau berpindah ke Pematang Siantar. Di kota itu dibangun panggung pementasan seni rakyat Batak yang bernama Tilhang Toneel-gezelschap. Beberapa kali ia telah melakukan pertunjukan di ota-kota besar, seperi Jakarta, dan Singapura. Berkenaan dengan Kemerdekaan RI, grup ini kemudian berubah nama menjadi Panca Ragam Tilhang ( 1952 ) yang kemudian berubah lagi menjadi Serindo ( 1955 ).

Karya lagu dari Tilhang di antranya adalah Si Godang Halangan, Nggar Tolu, dan Ala Dao. adapun karyanya yang berupa cerita rakyat adalah Boru Tundaga, Bursok Mangalandong, dan Sisinga Mangaraja. Tilhang mencatatkan sebuah sejarah dan jasa-jasa yang besar sebagai seorang pengebang seni rakyat Batak sehingga Pemerintah memberikan anugerah seni padanya di tahun 1971 setelah beliau wafat di tahun 1970 di Tiga Dolok, Simalungan.

11. Tokoh Musik Daerah - Gesang


11 Tokoh Musik Daerah Terkenal di Indonesia.
Tokoh Musik Daerah - Gesang
Sangat jarang kita temukan seorang penyanyi atau pemusik Indonesia yang dapat menjadi Legenda di Masyarakat. Salah satu penyanyi dan pemusik Indonesia yang melegenda itu ialah sang maestro Keroncong asal Solo, Gesang Martohartono. Ya... beliau terkenal sebagai seorang pencipta lagu Bengawan Solo yang merupakan bahasa umum yang melintasi dunia dan menjembatani pertukaran kebudayaan pada akar rumput antara Jepang dan Indonesia.

Di usianya yang ke-85 tahun, Gesang Martohartono masih mampu merekam suaranya yang bertajuk keroncong asli pada tahun 2002. Pengagum Gesang tidak hanya dari Indonesia, namun juga dari Jepang dan dataran Tiongkok. Bahkan para pengagum Gesang di Jepang mendirikan suatu yayasan yang diberi nama Yayasan Peduli Gesang ( YPG ).

Demikian ulasan singkat di atas semoga bermanfaat.

Sumber : Terampil bermain musik.
Penulis : Subagyo, S.Pd.