Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perencanaan Wirausaha Pangan Khas Daerah Lengkap

Perancanaan wirausaha adalah langkah awal untuk memulai suatu usaha. Tentunya kita juga sudah ketahui bersama bahwa setiap usaha apapun bentuknya maka sangat penting untuk melakukan perencanaan aau Businnes Plan. Perencanaan usaha berisikan tahapan usaha yang harus dilakukan dalam menjalankan usaha dan pada perencanaannya, seorang wirausaha akan lebih dengan melakukan perencanaan usaha terlebih dahulu.

Perencanaan Wirausaha Pangan Khas Daerah Lengkap
Perencanaan Wirausaha
Perencanaan usaha akan memberikan uraian tantangan dan langkah langkah tentang apa saja yang harus diambil, agar sesuai sasaran, baik berupa target, petunjuk pelaksanaan, jadwal waktu, strategi, taktik, program biaya, dan kebijakan. Perencanaan pendirian usaha yang dibuat secara tertulis merupakan perangkat yang tepat untuk mengendalikan usaha agar dapat focus pelaksanaannya dan tidak menyimpang.

Tahapan Perencanaan Wirausaha.


Beberapa tahapan yang harus disipakan saat mendirikan suatu usaha diantaranya adalah sebagai berikut ini.

  • Nama Perusahaan,
  • Jenis Usaha,
  • Lokasi Perusahaan,
  • Perizinan Usaha,
  • SDM ( sumber daya manusia ),
  • Aspek Produksi, dan
  • Aspek Pemasaran.


Dari tahapan tersebut, kita akan coba mengurai satu – persatu maksud dan tujuan daripada perencanaannya yang uraiannya adalah sebagai berikut.

1. Nama Perusahaan.

Setiap usaha yang profesional dan sah dimata hukum tentunya harus memiliki nama usaha yang akan dikembangkan. Jika ingin bentuk usaha yang berbadan hukum maka dapat dibentuk CV, FIRMA, Koperasi, atau PT. 

2. Jenis Usaha.

Dalam memilih jenis usaha perlu diperhatikan beberapa hal penting berikut ini.

- Bahan baku mudah didapatkan,
- Harga relatif terjangkau,
- Proses pengelolahannya sederhana,
- Tidak memerlukan banyak infestasi peralatan,
- Memiliki daya tarik tersendiri (ciri khas),
- Keawetan yang tahan lama,
- Kemasan menarik, memudahkan saat di bawa, dan daya simpan yang baik.

3. Lokasi Usaha.

Hal yang perlu diperhatikan untuk lokasi usaha adalah sebagai berikut.

- Dekat dengan lokasi produksi bahan baku,
- Tidak berjauhan dengan lokasi rumah para pengelolah,
- Tidak jauh dari jangkauan pasar, 
- Mudah diakses masyarakat, dan
- Terletak ditengah – tengah pemukiman masyarakat,

4. Perizinan Usaha.

Hal – hal yang perlu dipersiapan yang bersangkutan dengan perizinan usaha adalah sebagai berikut.

- SITU/SIUP/TDP dari Dinas Perindustrian Kota/Kabupaten,
- NPWP ( nomor pokok wajib pajak) dari kantor pajak,
- Akte Notaris dari kontor Notaris,
- Ijin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota/Kab,
- Mendaftarkan Merek di Departemen Kehakiman.

5. SDM (sumber daya manusia).

Pada bagian ini, harus ditentukan jumlah SDM yang dibutuhkan. Contoh keperluan SDM yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.

  • Pendiri usaha terdiri dari 3 orang, yakni Penanggung jawab produksi, Penanggung jawab peasaran, dan penanggung jawab administrasi dan keuangan.
  • Enam orang karyawan, yaitu 3 orang dibagian produksi, 2 orang dibagian pemasaran dan 1 orang pada bagian administrasi.


6. Aspek Produksi.

Dalam hal aspek produksi produk usaha yang akan dijalankan maka perlu diperhatikan beberapa hal penting berikut ini.

- Aspek peralatan, 
- Aspek bahan baku,
- Aspek bahan kemasan,
- Aspek bahan tambahan pangan (BTP), dan
- Aspek teknologi proses pengelolaan.

7. Aspek Keuangan.

Yang perlu diperhatikan dalam aspek keuangan terdiri dari 3 hal, yaitu biaya investasi, biaya tetap dan biaya tidak terap (variabel). Untuk lebih jelasnya simak uraian berikut ini.

Perencanaan Wirausaha Pangan Khas Daerah Lengkap
Perencanaan Wirausaha Pangan Khas Daerah
a. Investasi Alat dan Masin.

Investasi alat dan mesin produksi, yaitu pembelian perlengkapan alat dan mesin produksi yang dibutuhkan dalam proses produksi. Alat dan mesin yang dibeli harus disesuaikan dengan kapasitas produksi dan hal teknis lainnya, seperti ketersediaan daya listrik, dan lainnya.

b. Biaya Tetap.

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dengan jumlah tetap setiap bulannya, berapa pun jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi;

-Biaya listrik,
-Biaya air,
-Biaya gas,
-Penyusutan alat, dan lainnya.

c. Biaya Tidak Tetap (variabel),

Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi, jadi sifatnya tidak tetap, dapat berubah sesuai dengan jumlah produksinya. Biaya tidak tetap ini biasanya meliputi;

-bahan baku,
-bahan tambahan/bahan pembantu, dan
-bahan kemasan.

d. Total Biaya.

Totla biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap.

e. Harga Pokok  Produksi (HPP).

Harga pokok produksi adalah harga pokok dari suatu produk, dimana jika dijual dengan harga tersebut, maka produsen tidak untung dan juga tidak rugi. Harga pokok produksi ditentukan untuk dapat menentukan harga jual, dimana harga jual adalah HPP di tambah dengan margin keuntungan yang akan diambil ( Total biaya / Jumlah produksi).

f. Harga Jual.

Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan suatu produk. Harga jual ditentukan dengan mempertimbangkan HPP dan juga produk pesaing. Harga jual ini terdiri dari harga dari pabrik dan harga konsumen dimana harga dari pabrik tentunya lebih murah, karena saluran distribusi (agen, toko, counter dan lainnya) tentunya juga menginginkan keuntungan.

g. Penerimaan Kotor.

Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, sebelum dipotong total biaya.

h. Pendapatan Bersih.

Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, setelah dipotong total biaya.

8. Aspek Pemasaran.

Terdapat banyak cara dalam hal melakukan pemasaran produk dan tentunya disesuaikan dengan kapasitas produksi yang sudah dibuat. Berikut strategi pemasarannya.

  • Perkenalkan produk pada teman, tetangga, dengan memberikan sedikit tes produk agar mereka dapat menikmatinya.
  • Menitipkan barang/produk pada warung – warung, toko, atau kantin.
  • Memanfaatkan teknologi internet dan sosial media seperti facebook, twitter, whatsaap dan memperbanyak teman dan followers untuk memperluas pemasaran, selain itu dapat juga memanfaatkan Blog atau Website yang berbayar dengan harga yang relatif terjangkau.
  • Lakukan penjualan kreatif yang hanya sedikit orang yang menjalaninya. Contohnya dengan memanfaatkan aktifitas pasar kaget/pasar malam yang tidak setiap saat hadir di masyarakat termasuk juga memanfaatkan momen “ car free day”.


Nah dari uraian diatas, kami harapkan kalian sudah bisa mengerti tentang bagaimana cara untuk memulai usaha pangan khas daerah tersebut diatas, dan demikianlah uraian singkat tersebut semoga bermanfaat dan terimakasih.
Sumber:Prakarya-Kemdikbud-RI.2018.