Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Unsur - Unsur Lakon dalam Teater

Apa yang Kamu Ketahui Tentang Unsur Lakon dalam Teater? 

Teater merupakan salah satu jenis seni pementasan dengan menggunakan manusia sebagai medium utamanya dan dibangun oleh beberapa unsur pembentuk yang salah satunya adalah lakon. 

Lakon adalah ungkapan pribadi manusia yang berrupa pengalaman, pemikiran, ide, perasaan, semangat, keyakinan dalam satu bentuk gambaran kongret yang membangkitkan pesona dengan alat atau media bahasa.

Pesona sastra setidaknya difahami melalui; bentuk, isi, ekspresi, dan bahasa ungkap seorang sastrawan dengan beberapa unsur didalamnya seperti; unsur alur, tema, tokoh, karakter, setting, dan sudut pandang pengarang. Dari Usnur-unsur itulah hendaknya terdapat beberapa muatan yang diantaranya sebagai berikut;
  • keutuhan, 
  • keselarasan,
  • keseimbangan, dan 
  • focus.
a. Keutuhan (unity) 

Bahwa setiap bagian yang ada menunjang kepada upaya aau usaha pengungkapan isi hati sastrawan, tidak ada kebetulan dan semua direncanakan dan dipertimbangkan secara matang dan seksama.

b. Keselarasan (harmony).

Bahwa berkenaan dengan hubungan satu unsur dengan unsur lainnya, harus saling menunjang dan mengisi dan bukannya mengganggu atau mengaburkan usnur lainnya.

c. Keseimbangan (balance).

Bahwa usnur atau bagian karya sastra, baik dalam ukuran atau bobotnya harus sesuai dengan fungsinya. Contoh, adegan yang kurang penting dalam suatu naskah drama lebih pendek dari pada naskah drama yang lebih penting.

d. Focus (right emphasis).

Bahwa unsur atau bagian yang dianggap penting harus mendapat penekanan yang lebih daripada bagian yang kurang penting. Unsur tidak penting dikerjakan dengan mengambil garis besarnya atau bersifat skematik saja, sedangkan unsur yang penting dikerjakan dengan lebih serius atau seksama.

Dalam pentas teater, kedudukan lakon merupakan unsur penting dimana lakon yang telah ditentukan sebagai bahan utama pementasan teater harus terlebih dahulu dianalisa bagian - bagiannya atau unsurnya, antara lain sebagai berikut.
  • alur (jalan cerita),
  • tema,
  • tokoh, 
  • karakter,
  • tempat kejadian peristiwa (setting), serta 
  • sudut pandang pengarang ( point of view).

1. Unsur Alur atau Jalan Cerita Lakon.

Alur atau plot dapat diartikan sebagai jalan cerita, susunan, garis, atau rangkaian carita yang dihubungkan dengan sebab akibat (hubungan kuasalitas). Artinya, tidak akan terjadi akibat atau suatu dampak, jika tidak ada sebab atau kejadian sebelumnya.

Alur di juga dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu alur maju dan alur mundur. Alur Maju, artinya rangkaian cerita yang mengalir dan teratur dari A - Z dan Alur Mundur, yaitu penggambaran cerita yang mengakhirkan pada bagian awal, cerita didalam cerita atau disebut juga dengan flashback.

Menurut Aristoteles bahwa; Alur terbentuk oleh sebuah struktur cerita dan adapun struktur lakon tersebut dikemukakan sebagai berikut ini. 

Unsur - Unsur Lakon dalam Teater
Unsur - Unsur Lakon dalam Teater

a. Introduksi ( pengenalan tokoh ).

b. Reasing Action (tokoh utama memiliki itikat ).

c. Konflik ( tokoh utama mengalami pertentangan).

d. Klimaks ( terselesaikan persoalan tokoh utama).

e. Resolusi (penurunan klimaks/anti klimaks), dan

f. Kongklusi (kesimpulan).

Salah satu faktor yang paling awal dalam memilih naskah lakon terletak pada kekuatan memilih tema. Masalah yang diangkat, gagasan alur cerita, serta pesan moral yang bersifat aktual atau tidak dengan mengangkat nilai-nilai kemanusiaan agar dapat tercipta kesimbangan hidup, harmonis dan juga bermakna.

2. Unsur Tema dalam Lakon.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tema adalah pokok pikiran dari sebuah cerita dimana didalam tema tersebut terdapat tiga unsur pokok yaitu,
  • Unsur masalah yang diangkat,
  • Unsur gagasan yang ditawarkan, dan 
  • Unsur pesan yang disampaikan.
a. Masalah.

Masalah yang diangkat dalam suatu tema biasanya berisikan tentang problematika kehidupan yang berupa ideologi, politik, ekonomi, budaya, sosial, dan keamanan, pada suatu masyarakat tertentu dalam lingkup luas atau terbatas.

b. Gagasan.

Gagasan yang ditawarkan dalam tema yaitu jalan pikiran pengarang untuk memberikan gambaran cerita dari awal hingga akhir. dan 

c. Pesan.

Pesan didalam tema sebuah lakon yang disampaikan berupa kesimpulan dari ide atau ungkapan pokok cerita dari si pengarang.

3. Unsur Penokohan dalam Lakon.

Secara rinci, penokohan didalam teater dapat dibagi manjadi beberapa peran yang diantaranya sebagai berikut;

a. Protaginis adalah tokoh utama dalam cerita yang berperan menggerakkan cerita hingga suatu cerita memiliki peristiwa atau kejadian yang dramatik (konflik).

b. Antagonis adalah lawan dari tokoh utama yang berperan sebagai penghalang atau penghambat tokoh utama dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan.

Unsur - Unsur Lakon dalam Teater
Unsur - Unsur Lakon dalam Teater

c. Deutragonis adalah lakon yang berpihak kepada tokoh utama dalam cerita yang biasannya membantu tokoh utama dalam mencapai tujuannya.

d. Foil adalah lawan dari Duatragonis yang berpihak kepada lawan dari tokoh utama dan membantu lakon antagonis untuk menghambat etikat atau tujuan dari tokoh utama.

e. Tetragonis adalah tokoh atau pemeran yang tidak berpihak kepada salah satu dari kedua tokoh dengan kata lain bersifat netral. Biasanya tokoh ini lebih cenderung dengan perannya yang selalu memberikan masukan-masukan positif kepada kedua tokoh yang berseteru.

f. Confident adalah tokoh yang menjadi tempat menyimpan rahasia atau tempat penyimpanan tokoh utama yang bertugas untuk menjaga pendapat tokoh utama agar tidak diketahui oleh orang lain selain dia dan para penonton saja.

g. Raisonneur adalah tokoh yang berperan menajdi corong bicara pengarang kepada penonton.

h. Utilitty adalah pemeran pembantu dari kedua belah pihak ( tokoh hitam dan tokoh putih ) yang ditempatkan sebagai penghibur, pengembira, atau sebatas menjadi pelengkap dalam suatu pementasan.

4. Unsur Karakter dalam Lakon.

Karakter adalah perwatakan atau watak yang dimiliki setiap tokoh atau pemeran dalam lakon memliki ciri-ciri khusus seperti; 

- Status sosial perwatakan adalah menerangkan kedudukan atau posisi yang diemban seorang tokoh
seperti kaya - miskin, tua - muda,rakyat biasa - jelata, pengangguran, gelandangan, dan lainnya.

- Fisik sebagai ciri perwatakan adalah melambangkan ciri-ciri khusus tentang jenis kelamin, kelengkapan panca indra atau tubuh seperti telinga, mata, cantik-jelek, tinggi - pendek, dan lainnya.

- Psikis adalah perwatakan yang menerangkan ciri-ciri khusus mengenai hal kejiwaan yang dialami oleh tokoh seperti penyakit jiwa - normal, depresi, trauma, mudah lupa, pemarah, pemurah dan lainnya.

- Intelektual adalah perwatakan yang menerangkan ciri-ciri khusus menganai sosok tokoh dalam bersikap dan berbuat, terutama dalam mengambil keputusan. misalnya kecerdasan (pandai, bodoh, cepat tanggap, tegas, kaku, lamban, atau cepat berfikir), Kharismatik (digambarkan sesuai dengan kedudukan jabatan), tanggung jawab (berani berbuat dan betanggung jawab sera berani menanggung resiko dalam koridor yang benar). fisik, psikis, intelektual, serta religi.

5. Unsur Setting dalam Lakon.

Setting dalam lakon merupakan unsur yang menunjukkan waktu kejadian atau peristiwa dalam sebuah babak. Jika terjadi perubahan pada setting maka seara otomatis akan merubah waktu dan tempat kejadian dan juga terjadinya perubahan babak.

Tempat sebagai petunjuk dari unsur setting mengandung arti yang menunjukkan pada lokasi berlangsungnya suatu kejadian, seperti dihotel, di rumah, di sekolah, di kantor dan lainnya.

Waktu sebagai bagian unsur setting dalam lakon, menjelaskan kapan waktu terjadinya suatu peristiwa seperti pada malam hari, siang hari, sore hari, gelap - terang, hujan - cerah, zaman dulu, masa kini dan lainnya.

6. Unsur Sudut Pandang Pengarang (Point of view ) dalam Lakon.

Merupakan unsur gambaran intelektualitas dan kepekaan pengarang atau creator dalam menangkap dan memahami fenomena yang terjadi. Memahami dan menangkap tanda-tanda tentang sudut pandang pengarang merupakan hal penting bagi seorang creator panggung atau pembaca agar terjadi kesepahaman, sejalan atau tidak setuju dengan apa yang ditawarkan dan dikehendaki pengarang.

Jika seorang creator dalam proses kreatifnya mengalami kesulitan menemukan pendangan inti pangarang, secara etika creator dapat melakukan konsultasi atau wawancara dengan penulis tentang maksud dan tujuan dari lakon yang ditulisnya.

Demikian penjelasan singkat tentang Unsur Lakon Teater tersebut diatas, semoga beranfaat dan teriamkasih.

Sumber: Kemendikbud_RI-2017.